--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, 08 April 2010

Kisah negri monyet

Cartoons Myspace Comments

Membaca judul kecil di atas, pikiran kita langsung terbayang tentang suasana belantara yang dipenuhi oleh komunitas binatang cerdik bernama ‘monyet’. Boleh-boleh saja pikiran itu berkata demikian. Namun yang ingin disampaikan pada tulisan ini bukanlah kisah monyet yang ada di belantara sana, melainkan yang ada di perkampungan, atau perkotaan sini. Monyet-monyet yang sudah mengecap kehidupan dunia modern atau paling tidak, ia bukanlah monyet-monyet hutan yang masih primitif. Monyet-monyet yang sudah mengenal apa itu uang, jabatan dan popularitas. Komunitas ini tidak lagi patuh pada aturan yang ada, baik aturan Tuhan maupun buatan mereka sendiri. Mereka tidak lagi tunduk pada sunnah kehidupan, bahkan alam pun yang merupakan habitat tempat ia tumbuh membesar dan berketurunan ikut dihancurkan.

Kisah 5 monyet dan kawan - kawan


Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-sama.

Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda?

Kisah seekor monyet

ratapan kera
Seekor anak monyet bersiap-siap hendak melakukan perjalanan jauh. Ia merasa sudah bosan dengan hutan tempat hidupnya sekarang. Ia mendengar bahwa di bagian lain dunia ini ada tempat yang disebut "hutan" di mana ia berpikir akan mendapatkan tempat yang lebih "baik". "Aku akan mencari kehidupan yang lebih baik!" katanya. Orangtua si Monyet, meskipun bersedih, melepaskan kepergiannya. "Biarlah ia belajar untuk kehidupannya sendiri," kata sang Ayah kepada sang Ibu dengan bijak. Maka pergilah si Anak Monyet itu mencari "hutan" yang ia gambarkan sebagai tempat hidup kaum Monyet yang lebih baik. Sementara kedua orangtuanya tetap tinggal di hutan itu. Waktu terus berlalu, sampai suatu ketika, si Anak Monyet itu secara mengejutkan kembali ke orangtuanya. Tentu kedatangan anak semata wayang itu disambut gembira orangtuanya. Sambil berpelukan, si Anak Monyet berkata, "Ayah, Ibu, aku tidak menemukan hutan seperti yang aku angan-angankan. Semua binatang yang aku temui selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku akan bergi ke sebuah tempat yang lebih baik bagi semua binatang yang bernama hutan." "Malah, mereka mentertawakanku." sambungnya sedih. Sang Ayah dan Ibu hanya tersenyum mendengarkan si Anak Monyet itu. "Sampai aku bertemu dengan Gajah yang bijaksana," lanjutnya, "Ia mengatakan bahwa sebenarnya apa yang aku cari dan sebut sebagai hutan itu adalah hutan yang kita tinggali ini!. Kamu sudah mendapatkan dan tinggal di hutan itu!" Benar, anakku. Kadang-kadang kita memang berpikir tentang hal-hal yang jauh, padahal apa yang dimaksud itu sebenarnya sudah ada di depan mata.".
Sumber: Nurakhilla

 
by: semutANGKASA@yahoo.com